ANALISA KUALITAS SITUS DIREKTORAT DALAM NEGERI
I Gde Krishna Dharmawan
e-mail : Gdekrishna21@gmail.com
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi
Informasi, Universitas Gunadarma.
ABSTRAK
Analisis
ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbandingan masing-masing situs, 2) kepuasan
‘end-user’ dalam mengakses situs direktorat terkait, dan 3) mengetahui
pendekatan sistem manajemen kualitas yang digunakan dalam situs terkait. Analisis
ini dilakukan dengan membandingkan tiga situs direktorat dalam negeri, yaitu www.pajak.go.id, www.beacukai.go.id, dan www.imigrasi.go.id.
Metode yang digunakan, yaitu: 1) bantuan web analytics tool, yaitu alexa.com, dan
2) pendekatan dengan sistem manajemen kualitas atau total management sytem
(TQM). Hasil dari analisis yang telah dilakukan ini, dapat diketahui tentang 1)
keunggulan tiap situs, 2) peringkat situs tersebut dibandingkan situs lainnya
di bidang yang sama dan 3) model sistem manajemen yang digunakan oleh situs direktorat
terkait.
Kata kunci : perbandingan situs, peringkat situs, pendekatan
TQM
PENDAHULUAN
Web
merupakan suatu platform terpopuler saat ini untuk menunjukan dan menjelaskan
sesuatu ke banyak orang atau masyarakat, di dalam suatu web semua orang dapat
melihat apa yang berada dalam isi web tersebut karna web kebanyakan memiliki
sifat publik atau terbuka, Salah satu contoh seseorang yang menggunakan web
adalah pemerintah. Pada jurnal ini, saya mengambil objek yang dianalisis adalah
tiga website direktorat dalam negeri yaitu direktorat pajak, imigrasi, dan beacukai.
Ada pula hal yang menyebabkan pengambilan contoh website direktorat tersebut dikarenakan
web direktorat merupakan web pemerintah yang cukup dikenal dan sering
dikunjungi atau dimanfaatkan oleh masyarakat.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan dengan cara menganalisis tampilan, jalur, serta atribut lainnya
dalam tiap situs web secara individu dan juga dengan menggunakan bantuan alat
bantu analisis situs web alexa.com, selain itu juga menganalisis tiap situs
dengan teori-teori dalam sistem manajemen kualitas yang difokuskan terhadap
kepuasan pelanggan atau pengguna.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dimulai dengan membandingkan masing-masing situs direktorat, yaitu www.pajak.go.id, www.beacukai.go.id, dan www.imigrasi.go.id. Langkah pertama adalah membandingkan tampilan tiap situs tersebut, tampilan dari web Direktorat perpajakan memiliki tampilan/User Interface(UI) yang baik dikarekan perpaduan warna antara biru dan putih tidak cepat membuat mata lelah , lalu ada nya suatu slide corousal dihomepage membuat kelebihan dari web ini, dan sistem grid/ kotak untuk setiap sub menu yang berada di bawah slide membuat web ini lebih mudah dimengerti atau baik dalam segi User Experience(UX), tetapi untuk bagian menu header atau menu yang berada diatas, ada nya border/garis luar berwarna hitam mengurangi keindahan dari tampilan web. Tampilan atau user interface (UI) dari web direktorat jendral bea dan cukai menarik dikarenakan sudah mengikuti perkembangan zaman yang menggunakan slide dengan ukuran yang besar serta terdapat sub menu yang menjelaskan layanan yang tersedia dengan grid 3x2 dan menggunakan flat icon, perpaduan warnanya juga yang tidak membuat mata lelah, serta menu menu dan info berita yang memudahkan pembaca (User eXperience yang baik). Dalam segi tampilan/UI web direktorat jendral imigrasi sudah cukup baik, terdapat menu yang yang jelas, mencantumkan alamat direktorat ini pada header juga merupakan kemudahan bagi user dibanding situs direktorat sebelumnya, sudah menggunakan gambar untuk menjelaskan layanan yang disediakan, namun terdapatnya slide yang besar dan tidak terlalu berjalan dengan baik malah membuat kekurangan dalam webnya. Dari 3 web direktorat tersebut web yang paling baik dalam segi UI/ tampilan adalah web direktorat jendral bea dan cukai, karena dalam segi zaman, tampilan web tersebut sudah menyesuaikan zaman.
Selanjutnya
menganalisis situs-situs direktorat pajak tersebut dengan menggunakan web analytic tool. Tingkat kepopuleran pajak.go.id memiliki
tingkat/rank ke 3,960 di dunia dan 58 di indonesia, tingkat kepolueran
beacukai.go.id memiliki tingkat/rank ke 63,991 di dunia dan 983 di Indonesia,
sedangkan tingkat kepopuleran imigrasi.go.id memiliki tingkat/rank ke 64,048 di
dunia dan 1,218 di indonesia menurut analasia dengan alexa.
Dari gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa web pajak.go.id mempunyai tingkat kepopuleran yang tinggi
dengan dengan rank di indonesia menempati posisi 58 dan dunia menempati 3960.
Alasan yang dapat kami simpulkan karena jika dilihat dari traffic pada gambar
diatas, trafficnya selalu meningkat dari bulan ke bulan tidak adanya fluktuasi
dalam trafficnya.
Untuk
semua website paling banyak di kunjungi oleh orang indonesia, dengan persentase
semuanya diatas 70%, lalu dilanjutkna oleh pengunjung dari negara lainnya yang
hanya memiliki persentase yang kecil hanya rata-rata dibawah 5%. Interaksi yang
dilakukan oleh pengunjung beragam dalam suatu website, salah satunya yaitu
adalah bounce rate atau banyaknya pengunjung yang keluar dari website ketika
baru setelah dibuka. Bounce rate terkecil dimiliki oleh pajak.go.id, yang hanya
memiliki bounce rate 18,30% yang artinya hanya sedikit pengunjung yang baru
membuka langsung keluar di bandingkan dengan situs beacukai dengan rate 40,00%
dan imigrasi dengan rate 39,60%. Dan Daily time on site atau waktu lamanya pengunjung berada di web
tersebut juga paling besar dimiliki oleh pajak.go.id yang mempunyai rata-rata
lama berkunjung/ Daily Time on Site adalah15:59 menit dibandingkan dengan
beacukai.go.id yang hanya 5:09 menit dan imigrasi.go.id yang hanya 6:17 menit.
Selanjutnya
menganalisa domain dan subdomain tiap situs. Domain adalah nama yang digunakan
untuk mempermudah pengunjung untuk berkunjung ke suatu website, bisa dibilang
domain adalah inisial nama untuk suatu website, lalu subdomain adalah sub/bagian
dari domain itu sendiri. contoh domain adalah pajak.go.id dan subdomainnya
adalah djponline.pajak.go.id tidak selalu domain yang paling sering dikunjungi,
bisa saja subdomain yang lebih sering di kunjungi seperti contoh domain
pajak.go.id memiliki 30,18% pengunjung namun subdomainnya memiliki traffic yang
lebih besar yang 73,33%. Tetapi pada beacukai.go.id (40,52%) dan imigrasi.co.id
(79,00%) pengunjung lebih sering mengunjungi nama domain nya sendiri. Hal ini
di pengaruhi dengan model struktur desain situs tersebut, jika informasi dimuat
banyak pada halaman beranda atau domain situs tersebut maka akan membuat user
cukup mengakses domain saja.
Dari ketiga website diatas yang
memiliki waktu tercepat dalam hitungan detik adalah pajak.go.id dengan
kecepatan (1.6 detik). alasan yang dapat saya simpulkan adalah karna tampilan
website yang begitu minimalis dan tidak berat maka dari itu kecepatan website
saat diakses menjadi lebih cepat.
Selanjutnya
menganalisia pengguna yang mengakses situs-situs tersebut dengan alexa web
analytics tool didapat data sebagai berikut:
Pajak.go.id
Beacukai.go.id
Imigrasi.go.id
dari ketiga website, yang paling
banyak mengakses adalah visitor bergenre laki-laki yang sedang menempuh
pendidikan di universitas, atau laki-laki yang sudah bekerja.
Total
Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada
Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam
melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara
terus-menerus). Total Quality Management atau TQM menggunakan strategi, data
dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke
dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, Total Quality
Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka
panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Dalam TQM (Total
Quality Management), semua anggota
organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam
melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka
bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang
pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan. Terdapat 5 Model dalam
Total Management System yaitu :
1.
ISO
9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar
untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO,
yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali
dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization
Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk
standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan
ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan
menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Standar ISO 9000 tidak mengacu kepada
spesifikasi teknis dari produk, tetapi lebih menitikberatkan pada sistem mutu
pembuatan produk secara konsisten dapat memenuhi harapan dari pelanggan.
Standar ini menyediakan tiga model generik untuk membangun sistem kerja yang
menjamin mutu. Ketiga model itu adalah standar untuk industri yang mendesain
produknya sendiri, sistem kerja untuk industri yang berproduksi saja tanpa
proses desain dan sistem kerja untuk perusahaan perdagangan (non produksi).
2.
Malcolm
Baldrige National Quality Award (MBNQA)
Setiap tahun di Amerika Serikat
dilaksanakan lomba/penilaian bagi organisasi (perusahaan) yang
mengimplentasikan Kriteria untuk Keunggulan Kinerja tahun sebelumnya. Award
tersebut bernama Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) dan bersifat
kompetisi (maksimum 3 pemenang untuk setiap kategori peserta per tahun) dengan
mengabadikan nama mendiang Menteri Perdagangan periode 1981-1987 Malcolm
Baldrige sebagai penghargaan atas kepedulian pribadinya dalam memajukan mutu.
Malcolm Baldrige National Quality Award adalah program pemberian Award yang
dilaksanakan setiap tahun sebagai pengakuan bagi keunggulan kinerja organisasi
di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk memajukan kepedulian atas keunggulan
kinerja sebagai elemen penting dalam persaingan serta berbagi informasi tentang
kesuksesan strategi kinerja dan manfaat-manfaat yang diperoleh dari penggunaan
strategi tersebut.
Kriteria Baldridge berisi tentang
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keuangan. Faktor-faktor tersebut
antara lain keputusan bisnis dan strategi yang mengarahkan pada pencapaian
performansi pasar yang lebih baik, market share, serta relasi dan kepuasan
konsumen. Perusahaan-perusahaan diharuskan menggunakan informasi keuangan
termasuk kenaikan atau penurunan keuntungan. Informasi ini digunakan untuk
menganalisis serta melaporkan perkembangan keseluruhan dan hubungan di antara
keputusan bisnis dan strategi tersebut.
Untuk beberapa organisasi,
penggunaan kriteria tersebut memberikan dampak yang baik, seperti produktivitas
meningkat, hubungan antar karyawan semakin baik, tingkat kepuasan pelanggan
semakin tinggi, pangsa pasar meningkat, dan pada akhirnya menyebabkan profit
meningkat.
3.
Balanced
Scorecard
Konsep Balanced Scorecard yang
disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang
dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton
pada awal tahun 1990. Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara
performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan
performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan
performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu
kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga
dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang
di masa depan. BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan.
Konsep keseimbangan dalam Balanced
Scorecard terkait pada tiga area berikut:
1.
Keseimbangan antara indikator keberhasilan
finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk
mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya
dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih
terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.
2.
Keseimbangan antara konstituen internal dan
eksternal dari organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan
konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses
internal merepresentasikan konstituen internal. Balanced Scorecard berusaha
menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu
sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi.
3.
Keseimbangan antara indikator performa lag dan
lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya
semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada
umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya
daya prediktif yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa
yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk
ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa
merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu
scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator
lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana
target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan
menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana
perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan
juga shareholder.
4.
Six
Sigma
Sigma adalah tanda dalam statistik
yang sering kali digunakan untuk menyatakan jumlah keseluruhan. Six sigma
merupakan salah satu sistem yang bisa digunakan dalam manajemen. Six Sigma
adalah suatu sistem yang digunakan untuk mencapai dan memberikan dukungan
maksimal pada proses usaha, yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dengan menggunakan
fakta, data, dan analisis statistik.
Six Sigma merupakan pendekatan
menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase
DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). DMAIC merupakan jantung
analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan
proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan
5.
Quality
Control Circle
Quality Control Circle (QCC) atau
dalam bahasa Indonesia disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah suatu kegiatan dimana sekelompok
karyawan yang bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam
mengupayakan pengendalian mutu (kualitas) dengan cara mengidentifikasikan,
menganalisis dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam pekerjaan dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).
Alat-alat pengendalian Mutu (QC
Tools) tersebut biasanya disebut dengan QC 7 Tools yang diantaranya adalah
terdiri dari :
1. Pareto
Chart
2. Cause
& Effect Diagram (Fishbone Diagram)
3. Scatter
Diagram (Diagram Tebar)
4. Control
Chart (Peta Kendali)
5. Check
sheet (Lembar Periksa)
6. Histogram
7. Stratifikasi
Dalam
penggunaan TQM untuk menentukan suatu perusahaan atau produk perusahaan
terdapat lima macam model yang dimana model ISO 9000, Six Sigma menunjukkan
kualitas produk. Model MBNQA membahas mengenai kriteria kinerja perusahaan pertahun. Quality Control Circle
digunakan untuk mengatur mutu dari suatu kualitas. Dan yang paling
berkesinambungan dengan tiga website yang di gunakan pada jurnal ini adalah
model balanced scorecard. Berdasarkan pendekatan diatas, ketiga direktorat
tersebut lebih mengimplementasikan sistem model balanced scorecard.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
analisa tiga situs direktorat yang sudah dijabarkan pada pembahasan telah
diketahui kelebihan tampilan diungguli oleh situs direktorat bea cukai menurut
pandangan penulis dan untuk analisis dari faktor dalam situs diungguli beragam
situs sesuai kelebihan tiap situs, dapat disimpulkan bahwa kualitas tiga situs web
direktorat yang telah dianalisa diatas salah satu situs mengungguli pada salah
satu faktor dari situs lainnya tetapi juga memiliki kelemahan dibagian lain
seperti contohnya bea cukai yang terlihat lebih menarik pada tampilan desain
namun waktu akses yang cukup lambat dibanding situs pajak. Dan untuk model
sistem manajemen kualitas yang diterapkan oleh ketiga direktorat diatas lebih
mengarah pada pendekatan balanced scorecard dikarena direktorat tersebut tidak
mencari nilai keuntungan melainkan sebagai situs penghubung masyarakat pada
pemerintah.
Untuk
melanjutkan dan mengembangkan penganalisaan kualitas website lainnya akan lebih
baik bila memperbanyak objek yang diamati atau dianalisa.
DAFTAR PUSTAKA
http://topcoachindonesia.com/six-sigma-adalah-pengganti-terbaik-total-quality-management-tqm/
Komentar
Posting Komentar