ANALISA KUALITAS SITUS DIREKTORAT DALAM NEGERI


I Gde Krishna Dharmawan
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma.

ABSTRAK

         Analisis ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbandingan masing-masing situs, 2) kepuasan ‘end-user’ dalam mengakses situs direktorat terkait, dan 3) mengetahui pendekatan sistem manajemen kualitas yang digunakan dalam situs terkait. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan tiga situs direktorat dalam negeri, yaitu www.pajak.go.id, www.beacukai.go.id, dan www.imigrasi.go.id. Metode yang digunakan, yaitu: 1) bantuan web analytics tool, yaitu alexa.com, dan 2) pendekatan dengan sistem manajemen kualitas atau total management sytem (TQM). Hasil dari analisis yang telah dilakukan ini, dapat diketahui tentang 1) keunggulan tiap situs, 2) peringkat situs tersebut dibandingkan situs lainnya di bidang yang sama dan 3) model sistem manajemen yang digunakan oleh situs direktorat terkait.
Kata kunci : perbandingan situs, peringkat situs, pendekatan TQM

PENDAHULUAN

                Web merupakan suatu platform terpopuler saat ini untuk menunjukan dan menjelaskan sesuatu ke banyak orang atau masyarakat, di dalam suatu web semua orang dapat melihat apa yang berada dalam isi web tersebut karna web kebanyakan memiliki sifat publik atau terbuka, Salah satu contoh seseorang yang menggunakan web adalah pemerintah. Pada jurnal ini, saya mengambil objek yang dianalisis adalah tiga website direktorat dalam negeri yaitu direktorat pajak, imigrasi, dan beacukai. Ada pula hal yang menyebabkan pengambilan contoh website direktorat tersebut dikarenakan web direktorat merupakan web pemerintah yang cukup dikenal dan sering dikunjungi atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

METODE PENELITIAN

                Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis tampilan, jalur, serta atribut lainnya dalam tiap situs web secara individu dan juga dengan menggunakan bantuan alat bantu analisis situs web alexa.com, selain itu juga menganalisis tiap situs dengan teori-teori dalam sistem manajemen kualitas yang difokuskan terhadap kepuasan pelanggan atau pengguna.

HASIL DAN PEMBAHASAN


     Penelitian dimulai dengan membandingkan masing-masing situs direktorat, yaitu www.pajak.go.id, www.beacukai.go.id, dan www.imigrasi.go.id. Langkah pertama adalah membandingkan tampilan tiap situs tersebut, tampilan dari web Direktorat perpajakan memiliki tampilan/User Interface(UI) yang baik dikarekan perpaduan warna antara biru dan putih tidak cepat membuat mata lelah ,  lalu ada nya suatu slide corousal dihomepage membuat kelebihan dari web ini, dan sistem grid/ kotak untuk setiap sub menu yang berada di bawah slide membuat web ini lebih mudah dimengerti atau baik dalam segi User Experience(UX), tetapi untuk bagian menu header atau menu yang berada diatas, ada nya border/garis luar berwarna hitam mengurangi keindahan dari tampilan web. Tampilan atau user interface (UI) dari web direktorat jendral bea dan cukai menarik dikarenakan sudah mengikuti perkembangan zaman yang menggunakan slide dengan ukuran yang besar serta terdapat sub menu yang menjelaskan layanan yang tersedia dengan grid 3x2 dan menggunakan flat icon, perpaduan warnanya juga yang tidak membuat mata lelah, serta menu menu dan info berita yang memudahkan pembaca  (User eXperience yang baik). Dalam segi tampilan/UI web direktorat jendral imigrasi sudah cukup baik, terdapat menu yang yang jelas, mencantumkan alamat direktorat ini pada header juga merupakan kemudahan bagi user dibanding situs direktorat sebelumnya, sudah menggunakan gambar untuk menjelaskan layanan yang disediakan, namun terdapatnya slide yang besar dan tidak terlalu berjalan dengan baik malah membuat kekurangan dalam webnya. Dari 3 web direktorat tersebut web yang paling baik dalam segi UI/ tampilan adalah web direktorat jendral bea dan cukai, karena dalam segi zaman, tampilan web tersebut sudah menyesuaikan zaman.
              Selanjutnya menganalisis situs-situs direktorat pajak tersebut  dengan menggunakan web analytic tool. Tingkat kepopuleran pajak.go.id memiliki tingkat/rank ke 3,960 di dunia dan 58 di indonesia, tingkat kepolueran beacukai.go.id memiliki tingkat/rank ke 63,991 di dunia dan 983 di Indonesia, sedangkan tingkat kepopuleran imigrasi.go.id memiliki tingkat/rank ke 64,048 di dunia dan 1,218 di indonesia menurut analasia dengan alexa.



Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa web pajak.go.id mempunyai tingkat kepopuleran yang tinggi dengan dengan rank di indonesia menempati posisi 58 dan dunia menempati 3960. Alasan yang dapat kami simpulkan karena jika dilihat dari traffic pada gambar diatas, trafficnya selalu meningkat dari bulan ke bulan tidak adanya fluktuasi dalam trafficnya.
                Untuk semua website paling banyak di kunjungi oleh orang indonesia, dengan persentase semuanya diatas 70%, lalu dilanjutkna oleh pengunjung dari negara lainnya yang hanya memiliki persentase yang kecil hanya rata-rata dibawah 5%. Interaksi yang dilakukan oleh pengunjung beragam dalam suatu website, salah satunya yaitu adalah bounce rate atau banyaknya pengunjung yang keluar dari website ketika baru setelah dibuka. Bounce rate terkecil dimiliki oleh pajak.go.id, yang hanya memiliki bounce rate 18,30% yang artinya hanya sedikit pengunjung yang baru membuka langsung keluar di bandingkan dengan situs beacukai dengan rate 40,00% dan imigrasi dengan rate 39,60%. Dan Daily time on site  atau waktu lamanya pengunjung berada di web tersebut juga paling besar dimiliki oleh pajak.go.id yang mempunyai rata-rata lama berkunjung/ Daily Time on Site adalah15:59 menit dibandingkan dengan beacukai.go.id yang hanya 5:09 menit dan imigrasi.go.id yang hanya 6:17 menit.
                Selanjutnya menganalisa domain dan subdomain tiap situs. Domain adalah nama yang digunakan untuk mempermudah pengunjung untuk berkunjung ke suatu website, bisa dibilang domain adalah inisial nama untuk suatu website, lalu subdomain adalah sub/bagian dari domain itu sendiri. contoh domain adalah pajak.go.id dan subdomainnya adalah djponline.pajak.go.id tidak selalu domain yang paling sering dikunjungi, bisa saja subdomain yang lebih sering di kunjungi seperti contoh domain pajak.go.id memiliki 30,18% pengunjung namun subdomainnya memiliki traffic yang lebih besar yang 73,33%. Tetapi pada beacukai.go.id (40,52%) dan imigrasi.co.id (79,00%) pengunjung lebih sering mengunjungi nama domain nya sendiri. Hal ini di pengaruhi dengan model struktur desain situs tersebut, jika informasi dimuat banyak pada halaman beranda atau domain situs tersebut maka akan membuat user cukup mengakses domain saja.



Dari ketiga website diatas yang memiliki waktu tercepat dalam hitungan detik adalah pajak.go.id dengan kecepatan (1.6 detik). alasan yang dapat saya simpulkan adalah karna tampilan website yang begitu minimalis dan tidak berat maka dari itu kecepatan website saat diakses menjadi lebih cepat.
                Selanjutnya menganalisia pengguna yang mengakses situs-situs tersebut dengan alexa web analytics tool didapat data sebagai berikut:
Pajak.go.id

Beacukai.go.id



Imigrasi.go.id



dari ketiga website, yang paling banyak mengakses adalah visitor bergenre laki-laki yang sedang menempuh pendidikan di universitas, atau laki-laki yang sudah bekerja.
                Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem  manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau TQM menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Dalam TQM (Total Quality Management), semua anggota  organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan. Terdapat 5 Model dalam Total Management System yaitu :
1.                   ISO 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi.  Standar ISO 9000 tidak mengacu kepada spesifikasi teknis dari produk, tetapi lebih menitikberatkan pada sistem mutu pembuatan produk secara konsisten dapat memenuhi harapan dari pelanggan. Standar ini menyediakan tiga model generik untuk membangun sistem kerja yang menjamin mutu. Ketiga model itu adalah standar untuk industri yang mendesain produknya sendiri, sistem kerja untuk industri yang berproduksi saja tanpa proses desain dan sistem kerja untuk perusahaan perdagangan (non produksi).
2.                   Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
Setiap tahun di Amerika Serikat dilaksanakan lomba/penilaian bagi organisasi (perusahaan) yang mengimplentasikan Kriteria untuk Keunggulan Kinerja tahun sebelumnya. Award tersebut bernama Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) dan bersifat kompetisi (maksimum 3 pemenang untuk setiap kategori peserta per tahun) dengan mengabadikan nama mendiang Menteri Perdagangan periode 1981-1987 Malcolm Baldrige sebagai penghargaan atas kepedulian pribadinya dalam memajukan mutu. Malcolm Baldrige National Quality Award adalah program pemberian Award yang dilaksanakan setiap tahun sebagai pengakuan bagi keunggulan kinerja organisasi di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk memajukan kepedulian atas keunggulan kinerja sebagai elemen penting dalam persaingan serta berbagi informasi tentang kesuksesan strategi kinerja dan manfaat-manfaat yang diperoleh dari penggunaan strategi tersebut.
Kriteria Baldridge berisi tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keuangan. Faktor-faktor tersebut antara lain keputusan bisnis dan strategi yang mengarahkan pada pencapaian performansi pasar yang lebih baik, market share, serta relasi dan kepuasan konsumen. Perusahaan-perusahaan diharuskan menggunakan informasi keuangan termasuk kenaikan atau penurunan keuntungan. Informasi ini digunakan untuk menganalisis serta melaporkan perkembangan keseluruhan dan hubungan di antara keputusan bisnis dan strategi tersebut.
Untuk beberapa organisasi, penggunaan kriteria tersebut memberikan dampak yang baik, seperti produktivitas meningkat, hubungan antar karyawan semakin baik, tingkat kepuasan pelanggan semakin tinggi, pangsa pasar meningkat, dan pada akhirnya menyebabkan profit meningkat.
3.                   Balanced Scorecard
Konsep Balanced Scorecard yang disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan.
Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard terkait pada tiga area berikut:
1.                   Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.
2.                   Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal. Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi.
3.                   Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
4.                   Six Sigma
Sigma adalah tanda dalam statistik yang sering kali digunakan untuk menyatakan jumlah keseluruhan. Six sigma merupakan salah satu sistem yang bisa digunakan dalam manajemen. Six Sigma adalah suatu sistem yang digunakan untuk mencapai dan memberikan dukungan maksimal pada proses usaha, yang berfokus pada kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data, dan analisis statistik.
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan pelanggan
5.                   Quality Control Circle
Quality Control Circle (QCC) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM)  adalah suatu kegiatan dimana sekelompok karyawan yang bekerjasama dan melakukan pertemuan secara berkala dalam mengupayakan pengendalian mutu (kualitas) dengan cara mengidentifikasikan, menganalisis dan melakukan tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan dengan menggunakan alat-alat pengendalian mutu (QC Tools).
Alat-alat pengendalian Mutu (QC Tools) tersebut biasanya disebut dengan QC 7 Tools yang diantaranya adalah terdiri dari :
1.    Pareto Chart
2.    Cause & Effect Diagram (Fishbone Diagram)
3.    Scatter Diagram (Diagram Tebar)
4.    Control Chart (Peta Kendali)
5.    Check sheet (Lembar Periksa)
6.    Histogram
7.    Stratifikasi
Dalam penggunaan TQM untuk menentukan suatu perusahaan atau produk perusahaan terdapat lima macam model yang dimana model ISO 9000, Six Sigma menunjukkan kualitas produk. Model MBNQA membahas mengenai kriteria kinerja  perusahaan pertahun. Quality Control Circle digunakan untuk mengatur mutu dari suatu kualitas. Dan yang paling berkesinambungan dengan tiga website yang di gunakan pada jurnal ini adalah model balanced scorecard. Berdasarkan pendekatan diatas, ketiga direktorat tersebut lebih mengimplementasikan sistem model balanced scorecard.




KESIMPULAN DAN SARAN

                Dari analisa tiga situs direktorat yang sudah dijabarkan pada pembahasan telah diketahui kelebihan tampilan diungguli oleh situs direktorat bea cukai menurut pandangan penulis dan untuk analisis dari faktor dalam situs diungguli beragam situs sesuai kelebihan tiap situs, dapat disimpulkan bahwa kualitas tiga situs web direktorat yang telah dianalisa diatas salah satu situs mengungguli pada salah satu faktor dari situs lainnya tetapi juga memiliki kelemahan dibagian lain seperti contohnya bea cukai yang terlihat lebih menarik pada tampilan desain namun waktu akses yang cukup lambat dibanding situs pajak. Dan untuk model sistem manajemen kualitas yang diterapkan oleh ketiga direktorat diatas lebih mengarah pada pendekatan balanced scorecard dikarena direktorat tersebut tidak mencari nilai keuntungan melainkan sebagai situs penghubung masyarakat pada pemerintah.
                Untuk melanjutkan dan mengembangkan penganalisaan kualitas website lainnya akan lebih baik bila memperbanyak objek yang diamati atau dianalisa.

DAFTAR PUSTAKA

http://topcoachindonesia.com/six-sigma-adalah-pengganti-terbaik-total-quality-management-tqm/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trend Inovasi Teknologi Masa Kini

Perbedaan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Pemanfaatan Teknologi Masa Kini